LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
“ANALGETIK”
PERCOBAAN 4
ANALGETIK
TUJUAN
·
mengenai berbagai
cara untuk mengevaluasi secara eksperimental efek analgesik suatu obat
·
memahami
dasar-dasar perbedaan dalam daya analgetik berbagai analgetika
·
mampu memberikan
pandangan yang kritis mengenai kesesuaian khasiat yang dianjurkan untuk
sediaan-sediaan farmasi analgetika
DASAR TEORI
Analgetika adalah
obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat
yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan
nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri
haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir
semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek anti inflamasi. (anonim,2010)
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak
nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat
mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau
memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. nyeri
merupakan suatu perasaan seubjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri
berbeda-beda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni
pada 44-450C (Tjay, 2007).
Nyeri yang disebabkan oleh ransangan mekanis, kimiawi,
aau fisis (kalor, listrik), dapat
menimbulkan kerusakan pada jaringan. rangsangan tertentu dapat memicu
pelepasan-pelepasan zat tertentu yang disebut mediator nyeri. Mediator nyeri
antara lain dapat menyebabkan reaksi
radang dan kejang-kejang, yang mengaktivasi reseptor nyeri diujung saraf bebas dikulit, mukosa dan jaringan lain..
Asetosal,
Antalgin, dan Paracetamol merupakan obat golongan analgetik non-narkotik yang
berasal dari golongan antiinflamasi nonsteroid (AINS) yang menghilangkan nyeri
ringan sampai sedang. Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada
enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX berperandalamsintesis mediator nyeri,
salahsatunyaadalah prostaglandin.Mekanismeumumdarianalgetikjenisiniadalahmengeblokpembentukan
prostaglandin denganjalanmenginhibisienzim COX padadaerah yang
terlukadengandemikianmengurangipembentukan mediator nyeri(Anchy, 2011).
Prinsip
pengujian analgetik secara eksperimental pada hewan percobaan adalah mengukur
kemampuan obat untuk menghilangkan atau mencegah kesadaran sensasi nyeri yang
ditimbulkan secara eksperimental. Secara eksperimental sensasi nyer dapat
ditimbulkan dengan cara-cara fisik atau cara-cara kimia. Adapun metode
eksperimental untuk menimbulkan sensasi nyeri pada model hewan eksperimental
dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu metode jentik ekor, metode plat
panas dan metode induksi kimia.
ALAT
DAN BAHAN
·
Hewan percobaan : mencit putih jantan 4 ekor @kelompok
·
Alat
o Alat
suntik 1ml
o Stopwatch
o Timbangan
hewan
o Sonde
oral
PROSEDUR
·
Pembuatan sediaan obat
o Paracetamol
(PCT)
Dosis PCT untuk manusia =
500mg
Untuk mencit = 500mg x faktor konversi
= 500mg x 0,0026
= 1,3 mg
Yang ditimbang = x 1,3 mg
= x 1,3 mg = =
2,3036 mg
Untuk per-oral biasanya 1%
berat badan = 0,2-0,3ml
Dibuat sediaan sebanyak 5
ml =
X = 38,39 mg dilarutkan dgn aqdest 5ml
o Antalgin
Dosis antalgin untuk
manusia = 500mg
Untuk mencit = 500mg x faktor konversi
= 500mg x 0,0026
= 1,3 mg
Yang ditimbang = x 1,3 mg
= x 1,3 mg = =
1,5 mg
Untuk per-oral biasanya 1%
berat badan = 0,2-0,3ml
Dibuat sediaan sebanyak 5
ml =
X = 25 mg dilarutkan dgn aqdest 5ml
o Asetosal
Dosis antalgin untuk
manusia = 500mg
Untuk mencit = 500mg x faktor konversi
= 500mg x 0,0026
= 1,3 mg
Yang ditimbang = x 1,3 mg
= x 1,3 mg = =
1,716 mg
Untuk per-oral biasanya 1%
berat badan = 0,2-0,3ml
Dibuat sediaan sebanyak 5
ml =
X = 28,6 mg dilarutkan dgn aqdest 5ml
·
Penimbangan bobot badan hewan
o Mencit
1 = 37, 50 gram
o Mencit
2 = 31,13 gram
o Mencit
3 = 31,71 gram
o Mencit
4 = 33,45 gram
·
Sebelum pemberian obat, catat waktu yang
diperlukan mencit untuk mengeluarkan ekornya dari penangas air (suhu 500 C),
lakukan pengamatan tiga kali dan waktu dirata-ratakan sebagai respon normal
mencit terhadap stimulus nyeri
·
Penginduksian obat
o Mencit
1 diinduksikan oral dengan Paracetamol sebanyak 0,37 ml
o Mencit
2 diinduksikan oral dengan Asetosal sebanyak 0,31 ml
o Mencit
3 diinduksikan oral dengan Antalgin sebanyak 0,31 ml
o Mencit
4 diinduksikan oral dengan NaCl fisiologis (kontrol) sebanyak 0,33 ml
·
Kemudian nilai respon masing-masing mancit berdasarkan
kelompok uji terhadap stimulus nyeri. Jika mencit tidak menjentikkan ekornya
selama 10 detik maka dapat dianggap bahwa ia tidak menyadari stimulus nyeri
yang diberikan. Angkat ekor mencit dari penangas air.
HASIL
Untuk percobaan kali ini, kelompok kami mendapatkan
metode jentik ekor yang dimana pada metode ini mencit ke 4 disuntikan kontrol
yaitu Nacl fisiologis. Untuk mencit 1 diinduksikan obat antalgin, mencit 2
diinduksikan obat paracetamol dan mencit 3 diinduksikan obat asetosal. Setelah
30 menit penginduksian, hewan uji masing-masing ekornya direndam dengan air
panas 500C. Diamati pada detik ke berapa mencit mengangkat ekornya
dari dalam air. Berikut hasil pengamatan yang kami dapatkan.
·
Sebelum diinduksi analgetik
|
MENCIT
1
|
MENCIT
2
|
MENCIT
3
|
MENCIT
4
|
Percobaan
1
|
2
detik
|
14
detik
|
3
detik
|
14
detik
|
Percobaan
2
|
3
detik
|
20
detik
|
3
detik
|
12
detik
|
Percobaan
3
|
3,5
detik
|
15,5
detik
|
6
detik
|
4
detik
|
·
Sesudah diinduksi analgetik
Obat
|
Paracetamol
|
Antalgin
|
Asetosal
|
NaCl
|
Hewan
|
MENCIT 1
|
MENCIT 2
|
MENCIT 3
|
MENCIT 4
|
10 MENIT
|
13 detik
|
9 detik
|
5 detik
|
13 detik
|
20 MENIT
|
16 detik
|
8 detik
|
7 detik
|
4 detik
|
30 MENIT
|
7 detik
|
4 detik
|
4 detik
|
4 detik
|
Hasil
Rekap Data Semua Kelompok Percobaan Jentik Ekor
Percobaan
kelompok
|
Hewan
|
MENCIT
1
|
MENCIT
2
|
MENCIT
3
|
MENCIT
4
|
Waktu
Obat
|
Paracetamol
|
Antalgin
|
Asetosal
|
NaCl
|
|
4
|
10
MENIT
|
13
detik
|
9
detik
|
5
detik
|
13
detik
|
20
MENIT
|
16
detik
|
8
detik
|
7
detik
|
4
detik
|
|
30
MENIT
|
7
detik
|
4
detik
|
4
detik
|
4
detik
|
|
5
|
10
MENIT
|
4,5
detik
|
11,5
detik
|
4,5
detik
|
14
detik
|
20
MENIT
|
7,5
detik
|
17
detik
|
10
detik
|
18
detik
|
|
30
MENIT
|
3
detik
|
3
detik
|
4,5
detik
|
2,5
detik
|
|
6
|
10
MENIT
|
11
detik
|
2
detik
|
3
detik
|
7
detik
|
20
MENIT
|
14
detik
|
5
detik
|
2
detik
|
8
detik
|
|
30
MENIT
|
14
detik
|
21
detik
|
15
detik
|
5
detik
|
Setelah dirata-ratakan
Analgetik
|
Waktu kerja obat (menit)
|
Waktu menahan (detik)
|
Parasetamol
|
10
|
6,3
|
20
|
3,3
|
|
30
|
0,07
|
|
Antalgin
|
10
|
10,3
|
20
|
10
|
|
30
|
5,3
|
|
Asetosal
|
10
|
2,35
|
20
|
4
|
|
30
|
6,3
|
|
Kontrol
|
10
|
7,04
|
20
|
8,68
|
|
30
|
2,34
|
Grafik waktu kerja obat
terhadap waktu menahan rasa sakit
PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah memahami efek analgesik
beberapa obat pereda nyeri dengan metode rangsang kimia. Obat analgesik adalah
obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dengan cara meningkatkan nilai ambang
nyeri tanpa menekan kesadaran. Ambang nyeri adalah intensitas rangsangan
terendah saat seseorang merasakan nyeri. Efek ini dapat diantagonis dengan
antalgesik.
Pada praktikum kali ini menggunakan metode jentik ekor,
karena obat yang diuji (asetosal dan paracetamol) merupakan obat analgesik non
narkotikSenyawa yang digunakan adalah NaCl 0,9%, Paracetamol, Asetosal, dan
antalgin. Air bersuhu 500C digunakan untuk menilai respon mencit
terhadap air panas. Digunakan termometer untuk mengetahui dan mengkontrol suhu
air agar tepat 500C. Ketika ekor mencit terkena panas dapat
merangsang pelepasan mediator nyeri seperti bradikinin, prostaglandin,
serotonin, yang kemudian merangsang reseptor nyeri di ujung saraf perifer. NaCl
fisiologis digunakan sebagai kontrol negatif karena tidak mengandung analgesik
, kontrol negatif digunakan agar dapat melihat apakah asam asetat menimbulkan
rasa nyeri atau tidak, dan sebagai pembanding dari kontrol positif. Asetosal, antalgin,paracetamoldigunakansebagaikontrolpositif
yang akandiujidayaanalgesiknya.
Percobaan ditujukan untuk melihat respon mencit terhadap
air panas yang dapat menimbulkan respon terangkatnya ekor mencit dari dalam air
karena tidak tahan menahan panas. Sebelum dilakukan induksi dengan obat, 4
mencit dicatat responnya saat ekor direndam pada air panas. Mencit cepat sekali
mengangkat ekornya dari dalam air. Setelah diinduksi dengan obat, terlihat pada
menit ke 10 mencit sanggup menahan panas beberapa detik. Setelah menit ke 20
dan 30 kerja obat menurun, dan reflek mencit sama seperti semula.
Hasil yang diperoleh Paracetamol dan antalgin mampu
membuat mencit menahan panas selama 11-14 detik pada menit ke 10, dan efek obat
menurun setelah menit ke 20 dan 30. Sedangkan asetosal mampu membuat mencit
menahan panas 7,6 detik dan efek terus naik pada menit ke 20 dan 30. Pada menit
ke 20 menahan 9,4 detik, dan menit ke-30 11,5 detik. Pada mencit yang disuntik
NaCl efek obat terus turun karena NaCl tidak mempunyai efek analgetik.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dengan membandingkan daya analgetik asetosal, parasetamol dan antalgin menggunakan
metode jentik ekor, yang memiliki daya analgetik paling baik adalahdaya analgesik Paracetamoldibanding asetosal dan
antalgin. Karena setelah mencit diinduksi dengan Paracetamol, terlihat pada
menit ke 10 mencit sanggup menahan panas beberapa detik. Setelah menit ke 20
dan 30 kerja obat menurun, dan reflek mencit sama seperti
semula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar