Sabtu, 12 Desember 2015

laporan praktikum farmakologi analgetik



LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
ANALGETIK


 

 










PERCOBAAN 4
ANALGETIK
TUJUAN
·         mengenai berbagai cara untuk mengevaluasi secara eksperimental efek analgesik suatu obat
·         memahami dasar-dasar perbedaan dalam daya analgetik berbagai analgetika
·         mampu memberikan pandangan yang kritis mengenai kesesuaian khasiat yang dianjurkan untuk sediaan-sediaan farmasi analgetika
DASAR TEORI
Analgetika adalah obat-obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgetika pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri lain misalnya nyeri pasca bedah dan pasca bersalin, dismenore (nyeri haid) dan lain-lain sampai pada nyeri hebat yang sulit dikendalikan. Hampir semua analgetik ternyata memiliki efek antipiretik dan efek anti inflamasi. (anonim,2010)
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan (ancaman) kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri, misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. nyeri merupakan suatu perasaan seubjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-450C (Tjay, 2007).
Nyeri yang disebabkan oleh ransangan mekanis, kimiawi, aau fisis  (kalor, listrik), dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan. rangsangan tertentu dapat memicu pelepasan-pelepasan zat tertentu yang disebut mediator nyeri. Mediator nyeri antara lain dapat  menyebabkan reaksi radang dan kejang-kejang, yang mengaktivasi reseptor nyeri diujung saraf  bebas dikulit, mukosa dan jaringan lain..
Asetosal, Antalgin, dan Paracetamol merupakan obat golongan analgetik non-narkotik yang berasal dari golongan antiinflamasi nonsteroid (AINS) yang menghilangkan nyeri ringan sampai sedang. Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX berperandalamsintesis mediator nyeri, salahsatunyaadalah prostaglandin.Mekanismeumumdarianalgetikjenisiniadalahmengeblokpembentukan prostaglandin denganjalanmenginhibisienzim COX padadaerah yang terlukadengandemikianmengurangipembentukan mediator nyeri(Anchy, 2011).
Prinsip pengujian analgetik secara eksperimental pada hewan percobaan adalah mengukur kemampuan obat untuk menghilangkan atau mencegah kesadaran sensasi nyeri yang ditimbulkan secara eksperimental. Secara eksperimental sensasi nyer dapat ditimbulkan dengan cara-cara fisik atau cara-cara kimia. Adapun metode eksperimental untuk menimbulkan sensasi nyeri pada model hewan eksperimental dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu metode jentik ekor, metode plat panas dan metode induksi kimia.

ALAT DAN BAHAN
·         Text Box: • Bahan 
o NaCl fisiologis
o Air panas 500C
o Parasetamol 
o Asetosal
o antalgin
Hewan percobaan       : mencit putih jantan 4 ekor @kelompok
·         Alat                                                                
o   Alat suntik 1ml
o   Stopwatch
o   Timbangan hewan
o   Sonde oral

PROSEDUR
·         Pembuatan sediaan obat
o   Paracetamol (PCT)
Dosis PCT untuk manusia = 500mg
Untuk mencit                     = 500mg x faktor konversi
                                           = 500mg x 0,0026
                                           = 1,3 mg
Yang ditimbang          =  x 1,3 mg  
                                    = x 1,3 mg = =  2,3036 mg
Untuk per-oral biasanya 1% berat badan = 0,2-0,3ml
Dibuat sediaan sebanyak 5 ml            =
                                                                 X = 38,39 mg dilarutkan dgn aqdest 5ml

o   Antalgin
Dosis antalgin untuk manusia = 500mg
Untuk mencit                     = 500mg x faktor konversi
                                           = 500mg x 0,0026
                                           = 1,3 mg
Yang ditimbang          =  x 1,3 mg
                                    =  x 1,3 mg = =  1,5 mg
Untuk per-oral biasanya 1% berat badan = 0,2-0,3ml
Dibuat sediaan sebanyak 5 ml            =
                                                                 X = 25 mg dilarutkan dgn aqdest 5ml
o   Asetosal
Dosis antalgin untuk manusia = 500mg
Untuk mencit                     = 500mg x faktor konversi
                                           = 500mg x 0,0026
                                           = 1,3 mg
Yang ditimbang          =  x 1,3 mg
                                    =  x 1,3 mg = =  1,716 mg
Untuk per-oral biasanya 1% berat badan = 0,2-0,3ml
Dibuat sediaan sebanyak 5 ml            =
                                                                 X = 28,6 mg dilarutkan dgn aqdest 5ml
·         Penimbangan bobot badan hewan
o   Mencit 1          = 37, 50    gram
o   Mencit 2          = 31,13     gram
o   Mencit 3          = 31,71     gram
o   Mencit 4          = 33,45     gram
·         Sebelum pemberian obat, catat waktu yang diperlukan mencit untuk mengeluarkan ekornya dari penangas air (suhu 500 C), lakukan pengamatan tiga kali dan waktu dirata-ratakan sebagai respon normal mencit terhadap stimulus nyeri
·         Penginduksian obat
o   Mencit 1 diinduksikan oral dengan Paracetamol sebanyak 0,37 ml
o   Mencit 2 diinduksikan oral dengan Asetosal sebanyak 0,31 ml
o   Mencit 3 diinduksikan oral dengan Antalgin sebanyak 0,31 ml
o   Mencit 4 diinduksikan oral dengan NaCl fisiologis (kontrol) sebanyak 0,33 ml
·         Kemudian nilai respon masing-masing mancit berdasarkan kelompok uji terhadap stimulus nyeri. Jika mencit tidak menjentikkan ekornya selama 10 detik maka dapat dianggap bahwa ia tidak menyadari stimulus nyeri yang diberikan. Angkat ekor mencit dari penangas air.

HASIL
Untuk percobaan kali ini, kelompok kami mendapatkan metode jentik ekor yang dimana pada metode ini mencit ke 4 disuntikan kontrol yaitu Nacl fisiologis. Untuk mencit 1 diinduksikan obat antalgin, mencit 2 diinduksikan obat paracetamol dan mencit 3 diinduksikan obat asetosal. Setelah 30 menit penginduksian, hewan uji masing-masing ekornya direndam dengan air panas 500C. Diamati pada detik ke berapa mencit mengangkat ekornya dari dalam air. Berikut hasil pengamatan yang kami dapatkan.
·         Sebelum diinduksi analgetik


MENCIT 1
MENCIT 2
MENCIT 3
MENCIT 4
Percobaan 1
2 detik
14 detik
3 detik
14 detik
Percobaan 2
3 detik
20 detik
3 detik
12 detik
Percobaan 3
3,5 detik
15,5 detik
6 detik
4 detik




·         Sesudah diinduksi analgetik
Obat
Paracetamol
Antalgin
Asetosal
NaCl
Hewan
MENCIT 1
MENCIT 2
MENCIT 3
MENCIT 4
10 MENIT
13 detik
9 detik
5 detik
13 detik
20 MENIT
16 detik
8 detik
7 detik
4 detik
30 MENIT
7 detik
4 detik
4 detik
4 detik





Hasil Rekap Data Semua Kelompok Percobaan Jentik Ekor
Percobaan
kelompok
Hewan
MENCIT 1
MENCIT 2
MENCIT 3
MENCIT 4
Waktu
               Obat
Paracetamol
Antalgin
Asetosal
NaCl

4
10 MENIT
13 detik
9 detik
5 detik
13 detik
20 MENIT
16 detik
8 detik
7 detik
4 detik
30 MENIT
7 detik
4 detik
4 detik
4 detik

5
10 MENIT
4,5 detik
11,5 detik
4,5 detik
14 detik
20 MENIT
7,5 detik
17 detik
10 detik
18 detik
30 MENIT
3 detik
3 detik
4,5 detik
2,5 detik

6
10 MENIT
11 detik
2 detik
3 detik
7 detik
20 MENIT
14 detik
5 detik
2 detik
8 detik
30 MENIT
14 detik
21 detik
15 detik
5 detik      

Setelah dirata-ratakan
Analgetik
Waktu kerja obat (menit)
Waktu menahan (detik)

Parasetamol
10
6,3
20
3,3
30
0,07

Antalgin
10
10,3
20
10
30
5,3

Asetosal
10
2,35
20
4
30
6,3

Kontrol
10
7,04
20
8,68
30
2,34
Grafik waktu kerja obat terhadap waktu menahan rasa sakit
















PEMBAHASAN
Tujuan dari praktikum ini adalah memahami efek analgesik beberapa obat pereda nyeri dengan metode rangsang kimia. Obat analgesik adalah obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dengan cara meningkatkan nilai ambang nyeri tanpa menekan kesadaran. Ambang nyeri adalah intensitas rangsangan terendah saat seseorang merasakan nyeri. Efek ini dapat diantagonis dengan antalgesik.
Pada praktikum kali ini menggunakan metode jentik ekor, karena obat yang diuji (asetosal dan paracetamol) merupakan obat analgesik non narkotikSenyawa yang digunakan adalah NaCl 0,9%, Paracetamol, Asetosal, dan antalgin. Air bersuhu 500C digunakan untuk menilai respon mencit terhadap air panas. Digunakan termometer untuk mengetahui dan mengkontrol suhu air agar tepat 500C. Ketika ekor mencit terkena panas dapat merangsang pelepasan mediator nyeri seperti bradikinin, prostaglandin, serotonin, yang kemudian merangsang reseptor nyeri di ujung saraf perifer. NaCl fisiologis digunakan sebagai kontrol negatif karena tidak mengandung analgesik , kontrol negatif digunakan agar dapat melihat apakah asam asetat menimbulkan rasa nyeri atau tidak, dan sebagai pembanding dari kontrol positif. Asetosal, antalgin,paracetamoldigunakansebagaikontrolpositif yang akandiujidayaanalgesiknya.
Percobaan ditujukan untuk melihat respon mencit terhadap air panas yang dapat menimbulkan respon terangkatnya ekor mencit dari dalam air karena tidak tahan menahan panas. Sebelum dilakukan induksi dengan obat, 4 mencit dicatat responnya saat ekor direndam pada air panas. Mencit cepat sekali mengangkat ekornya dari dalam air. Setelah diinduksi dengan obat, terlihat pada menit ke 10 mencit sanggup menahan panas beberapa detik. Setelah menit ke 20 dan 30 kerja obat menurun, dan reflek mencit sama seperti semula.
Hasil yang diperoleh Paracetamol dan antalgin mampu membuat mencit menahan panas selama 11-14 detik pada menit ke 10, dan efek obat menurun setelah menit ke 20 dan 30. Sedangkan asetosal mampu membuat mencit menahan panas 7,6 detik dan efek terus naik pada menit ke 20 dan 30. Pada menit ke 20 menahan 9,4 detik, dan menit ke-30 11,5 detik. Pada mencit yang disuntik NaCl efek obat terus turun karena NaCl tidak mempunyai efek analgetik.

KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan membandingkan daya analgetik asetosal, parasetamol dan antalgin menggunakan metode jentik ekor, yang memiliki daya analgetik paling baik adalahdaya analgesik Paracetamoldibanding asetosal dan antalgin. Karena setelah mencit diinduksi dengan Paracetamol, terlihat pada menit ke 10 mencit sanggup menahan panas beberapa detik. Setelah menit ke 20 dan 30 kerja obat menurun, dan reflek mencit sama seperti semula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar