Jumat, 12 Agustus 2016

laporan serologi pemeriksaan golongan darah



OBJEK V
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO

I.                   TUJUAN PRAKTIKUM
-          Untuk mengetahui prinsip reaksi aglutinasi untuk pemeriksaan golongan darah A,B,O.

II.                TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang berwarna merah yang terdapat dalam pembuluh darah. Volume darah manusia ±7% dari berat badan atau ±5 liter untuk laki-laki dan 4,5 liter untuk perempuan. Darah mempunyai fungsi antara lain mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh, mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru, mengangkut sari-sari makanan keseluruh tubuh, mengangkut sisa-sisa makanan dari jaringan tubuh ke alat-alat ekresi, mengangkut hormon dari kelenjar endokrin ke bagian tubuh tertentu.
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya jenis perbedaan karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah di tentukan oleh jumlah zat (antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.(Fitri,2007)
Dalam teknik slide biasa untuk penggolongan darah ABO, dua tetes darah yang terpisah dari orang yang akan diperiksa golongan darahnya diletakkan pada sebuah slide mikroskop. Setetes serum yang mengandung aglutinin anti A (dari darah golongan B) diteteskan pada salah satu tetes darah sedangkan tetes serum yang mengandung aglutinin anti B (dari darah golongan A) diteteskan pada tetes darah lainnya.
a.     Jika serum anti A menyebabkan aglutinasi pada tetes darah, maka individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A (golongan darah A)
b.    Jika serum anti B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe B (golongan darah B)
c.     Jika kedua serum anti A dan anti B menyebabkan aglutinasi, individu tersebut memiliki aglutinogen tipe A dan tipe B (golongan darah AB)
d.    Jika kedua serum anti A dan anti B tidak mengakibatkan aglutinasi, maka individu tersebut tidak memiliki aglutinigen(golongan darah O). (Sudjaji, 2005:38)


III.             ALAT DAN BAHAN
ALAT :                                                                  BAHAN :
-          Pipet tetes                                                        - Alkohol 70 %
-          Objek glass                                                      - Kit golongan darah
-          Lancet                                                              - Darah kapiler
-          Kapas





IV.              PROSEDUR KERJA
1.      Bersihkan jari manis bagian kiri dengan kapas yang telah di basahi alcohol
2.      Tusuk dengan lancet dengan satu kali tusukan, tetesan pertama dibuang, dan tetesan selanjutnya diteteskan di atas 3 objek glass
3.      Teteskan di atas tetesan dasar pada objek glass pertama kit anti A, objek glass kedua kit anti B dan anti AB.
4.      Aduk dengan tusuk gigi dengan cara melingkar,amati reaksi aglutinasi yang terjadi.

V.                 HASIL DAN PEMBAHASAN
Nama Pasien          : Nofi Arista
Umur                      : 20 tahun
Hasil                       : O (tidak adanya aglutinasi pada darah yang sudah di tetesi dengan serum anti A, anti B, dan anti AB).


Anti A
Anti B
Anti AB
Golongan darah A
(+)
(-)
(+)
Golongan darah B
(-)
(-)
(+)
Golongan darah AB
(+)
(+)
(+)
Golongan darah O
(-)
(-)
(-)

Keterangan :
·        (+) = Aglutinasi
·        (-) = Tidak Aglutinasi
Kegiatan pengujian golongan darah ini dilakukan untuk mengetahui cara menentukan golongan darah melalui perbedaan reaksi antara berbagai golongan darah . Membran sel darah manusia mengandung bermacam-macam protein oligosakarida dan senyawa lainnya salah satunya antigen. Golongan darah  yang akan diuji kali ini, didasari pada keberadaan antigen, yaitu antigen A dan antigen B antigen AB  dan antigen D dimembran sel darah merah.  
Darah yang diambil berasal dari kapiler pada bagian ujung jari tangan.Sebelum darah diambil dengan menggunakan blood lancet, ujung jari tangan dibersihkan dengan alcohol 70% agar terhindar dari kuman-kuman yang dapat menyebabkan infeksi. Selanjutnya, darah yang keluar diteteskan pada kertas golongan darah, sesegera mungkin sebelum darah membeku. Masing-masing tetesan darah diberi serum anti A,anti B ,anti AB .
Golongan darah sistem ABO dibagi berdasarkan struktur antigen permukaan eritrosit yang disebut juga dengan aglutinogen. Penggolongan darah pada praktikum ini dilakukan dengan melihat apakah terjadi penggumpalan setelah mencampurkan darah dengan masing-masing antiserum A dan B .
·        Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darah.
·        Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darah.
·        Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A dan B.
·        Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.
Serum A mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan golongan darah A, tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap golongan darah B dan O. Sedangkan serum B mengandung aglutinin yang dapat menggumpalkan golongan darah B, tetapi tidak ada pengaruhnya terhadap golongan darah A dan O. Itu terbukti jika serum A dapat menggumpalkan darah namun serum B tidak dapat menggumpalkan darah maka orang tersebut bergolongan darah A. Jika serum A tidak dapat menggumpalkan darah namun serum B dapat menggumpalkan darah maka golongan darah orang tersebut adalah B. Dan jika kedua serum A dan serum B menyebabkan penggumpalan pada darah seseorang maka golongan darah orang tersebut adalah AB. Namun jika serum A dan Serum B tidak dapat menggumpalkan darah maka darah orang tersebut adalah O.

VI.              KESIMPULAN
Dapat disimpulakan bahwa :
-          Golongan darah A jika di tetesi dengan serum anti A akan mengalami aglutinasi
-          Golongan darah B jika di tetesi dengan serum anti B akan mengalami aglutinasi
-          Golongan darah AB jika di tetesi dengan serum anti A, anti B dan anti AB akan mengalami aglutinasi
-          Golongan darah O jika di tetesi dengan serum anti A, anti B dan anti AB tidak terjadi aglutinasi

VII.           DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati, Anis. dkk. Laporan Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia,Golongan  Darah.  FMIPA Universitas Negeri Jakarta. 2008
Cunningham FG, MacDonald PC, et al. Williams Obstetrics. 18th edition1995. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1995: 706-721.
Hardjoeno. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diaggnostik. Cet 5.   Makassar : Hasanuddin University Press.



laporan praktikum kimia bahan alam



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN ALAM II
“ISOLASI ASAM USNAT DARI KAYU ANGIN (USNEA SP)”
994135_250000235178092_1709535129_n.png
Disusun oleh :
Kelompok 11
·       Nofi Arista Puspita Dewi
·       Novia Putri

PROGRAM STUDI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN HARAPAN IBU
JAMBI


A.    TUJUAN
Mengisolasi asam usnat dari kayu angin dan mempelajari proses sokletasi serta pemurnian dengan metoda rekristalisasi
B.     TEORI DASAR
Kayu angin merupaka dua organisme yang terdiri atas cendawan dan ganggang protococcus yang bersimbiosis membentuk suatu kesatuan individu. Keseluruhan tumbuhan uumnya berwarna hijau pucat kebiruan, tumbuhan tegak atau berjumbal, dan panjangnya sampai 30 cm atau lebih. Cabang-cabangnya pejal atau kosong, membentuk talus berupa benang atau ranting, bentuknya bulat memanjang, cabang bervariasi, sering kali kasar, berwarna hijau kelabu, atau hijau kekuningan. Di Indonesia terutama di jumpai di daerah pegunungan, namun dapat pula dijumpai di dataran rendah dengan kelembaban udara yang cukup tinggi. Kayu angina tumbuh sebagai epifit di dahan kayu yang tinggi sebab cahaya dan kelembaban tinggi merupakan factor yang mutlak bagi perkembangannya.
Sebagai epifit kayu angin hidup menempel pada cabang atau kulit pepohonan di daerah pegunungan. Keberadaannya sangat bergantung pada tumbuhan inang serta lingkungan yang menjadi tempat tumbuhnya. Kayu angina merupakan obat yang sangat penting dan banyak digunakan sebagai ramuan obat tradisional.
Usnea spp mengandung asam usnin, babatolat, usnetin, asam barbatin. Disamping itu Usnea spp juga mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Dilaporkan bahwa asam usnin yang dikandung usnea spp mempunyai potensi antibakteri yang efektif terhadap bakteri gram positif.
Kandungan bahan usnin dalam usnea spp akan mengalami penurunan dalam keadaan basah, dan asam usnin juga dapat mengalami kerusakan oleh logam (misalnya besi). Pada penyimpanan selama 40 hari dengan kelembaban relative yang sesuai dan di ekstrak dengan metode Marsark, menunjukan tidak hilangnya kandungan asam usnin.
Ekstraksi lichen (lumut kerak) dengan peralatan dari stainless steal menunjukan presentasi hasil yang sama dengan menggunakan peralatan dari gelas.Hasil isolasi asam usnin oleh Marshaks dalam bentuk Kristal menunjukan sifat : dapat larut dalam aceton panas, alcohol, eter, larut sedikit demi sedikit dalam minyak panas dan tidak larut dalam air.
Rumus molekulnya C18H16O7 dengan berat molekul 334,31 dan melebur pada suhu 193-194áµ’ C.
asam usnaat.png
Metode yang digunakan untuk mengisolasi kayu angin tersebut adalah ekstraksi soxhlet yang merupakan pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan dengan menggunakan bantuan pelarut. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran/pemilihan jenis pelarut ini didasarkan atas beberapa factor, yaitu selektivitas, kelarutan, kemampuan tidak saling campur, reaktivitas, titik didih, dan criteria lainnya (Bernasconi, 1995).
Tehnik ekstraksi sangat berguna untuk memisahkan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini dapat digunakan untuk analisis makro dan  mikro. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan siatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarutr lain yang tidak dapat bercampur dengan air (fasa air) ( Purwani, et al., 2008).
C.    ALAT DAN BAHAN
Alat
o   Satu set alat Sokletasi
o   Satu set alat Rotari Evaporator
o   Kertas saring
o   Vial 100ml
o   Vial 10 ml
o   Cawan penguap
o   Waterbath
o   Termometer
o   Beaker glass 1000ml

Bahan
o   Kayu angin 50gram
o   Etil asetat
o   n-Heksan
D.    PROSEDUR KERJA
Hari Pertama (sokletasi)
1.      Bersihkan sampel kayu angin , kemudian timbang.
2.      Bungkus sampel kayu angin sedemikian rupa sehingga dapat masuk kedalam soklet.
3.      Masukkan pelarut n-Heksan , kemudian sokletasi sekitar ±2jam atau sampai bahan terekstrak sempurna (dapat di lihat dari pelarut yang mengenai bahan telah bening).
4.      Simpan ekstrak tersebut dengan di tutupi wadah menggunakan al.foil
Hari kedua (rotari evaporator)
1.      Siapkan alat rotari
2.      Masukkan ekstrak kedalam labu , rotari sampai didapatkan ekstrak pekat.
3.      Masukkan ekstrak pekat kedalam wadah dan larutkan di dalam etil asetat .
4.      Simpan larutan sampai terbentuk kristal.
Hari ketiga (titik leleh)
1.      Sampel (dalam bentuk larutan etil asetat) di uapkan di waterbath dengan suhu 40-50°c.
2.      Setelah pelarut d uapkan timbang kristal yang terbentuk dan masukkan ke dalam wadah (vial) .
3.      Panaskan air suling yang didalamnya terdapat wadah yang berisi randemen di atas penangas air.
4.      Amati pada suhu berapa rendemen meleleh .
E.     HASIL
Sokletasi
Pada proses sokletasi didapatkan ekstrak dari Usnea SP kemudian ekstrak disimpan selama seminggu dan tidak didapatkan timbulnya kristal.

Rotari
Pada proses rotari di dapatkan ekstrak pekat dari Usnea SP dan di larutkan dengan etil asetat kemudian di simpan selama ±1minggu dan didapatkan terbentuknya kristal , kemudian di timbang .
Berat vial = 9,72g
Berat vial+kristal = 9,75g
9,72g-9,75g=0,03g
Berat cawan =54,36g
Berat cawan + sampel =60,61g
Berat cawan + kristal =54,41g
%rendemen =  = 0,1%rendemen
Titik leleh
Pada proses pengujian titik leleh ekstrak pekat Usnea sp di dapatkan ekstrak mulai meleleh pada suhu 74°C , yang dimana ekstrak Usnea sp akan lebur pada suhu 193-194°C.
-proses pemanasan untuk menentukan titik leleh
 








-rendemen sebelum di panaskan

-rendemen setelah di panaskan











F.     PEMBAHASAN
Asam usnat merupakan kandungan kimia dari Usnea sp. Pada isolasi asam usnat , sampel di bersihkan dan di bungkus kemudian dilakukan sokletasi menggunakan pelarut n-Heksan karena senyawa tersebut bersifat non polar sehingga harus di larutkan dengan pelarut non polar juga. Guna pelarut n-heksan disini adalah mengikat senyawa aktiv yang terdapat pada Usnea sp . hasil sokletasi di rotari sampai di dapatkan ekstrak pekat , kemudian didiamkan hingga terbentuk kristal , kristal di ambil dengan cara di larutkan di dalam etil asetat , uapkan pelarut etil asetat , di dapatkan 0,1% rendemen .kemudian di lakukan pengujian titik leleh dari kristal Usnea sp sebanyak 0,03g , disini di dapatkan kristal mulai meleleh pada suhu 74°C karena keterbatasan media yang di gunakan untuk pengujian titik leleh kristal dari Usnea sp yang seharusnya titk leleh dari kristal pada suhu 193-194°C ,
G.    KESIMPULAN
Dapat di ketahui isolasi asam usnat dari Usnea sp menggunakan proses ekstraksi Sokletasi , dan dilakukan Rotari guna mendapatkan ekstrak pekat , dan di dapatkan rendemen 0,1% di lakukan uji titk leleh di dapatkan kristal mulai meleleh pada suhu 74°C yang seharusnya kristal akan meleleh pada suhu 193-194°C.


DAFTAR PUSTAKA
 Buku & Jurnal Penelitian:
Cansaran D, Kahya D, Yurdakulol E, Atakol O. Identification and quantitation of usnic acid from the lichen Usnea species of Anatolia and antimicrobial activity. Z Naturforsch C. 2006;61:773-776.
         
Tjirosoepomo, gembong. 1989. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Solichin,M.,Merati,Y.,Myrna,S.N., Analisa Kuantitatif Asam Usnat secara KLT-Densitometri, Warta Tumbuhan Obat Indonesia, 4, 10-13, 1992.

Kheir,Y.M.,and Patel,M.B., Isolation of Usnic Acid from Sundanese Drug Usnea moliiuscula, Planta Medica, 27,171-172,1975.

Kardono,.B.S.,Zaw,.K,and Sugiarso,Sugeng., Chemical constituents of Usnea spp from Tawangmangu.1996.

Cansaran,Demet.,dkk. Identification and Quantitation of Usnic Acid from the Lischen Usnea Species of Anatolia and Antimicrobial Activity. Ankara University,Management of Scientific Research Projects.2006.